Bahas KUA-PPAS 2024, Nick Lomban Pertanyakan Kesesuaian Dokumen Yang Mencantumkan Angka Kemiskinan dan Pengangguran Terbuka

Ketua Fraksi Partai Nasdem NICK ADICIPTA LOMBAN
Ketua Fraksi Partai Nasdem NICK ADICIPTA LOMBAN

DEPROV,UpdateSulut — Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Sulut Nick Adicipta Lomban (NAL)mempertanyakan kesesuaian dokumen perencanaan KUA-PPAS yang mencantumkan angka tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka yang diproyeksikan bakal meningkat ditahun 2023-2024 nanti.

Hal ini dipertanyakan Nick, saat Badan Anggaran DPRD Sulut melakukan pembahasan KUA-PPAS Tahun 2024 dengan tim TAPD Pemprov Sulut, Selasa (8/8/2023) siang.

“Terkait kesesuaian dokumen perencanaan dan KUA PPAS dimana tadi sudah disampaikan bahwa dasarnya adalah RKPD. Saya melihat disini agar kita memiliki satu pemikiran yang sama, mohon dikoreksi terkait dengan angka angka dan realisasi dengan target ekonomi makro provinsi Sulut 2022-2024, dimana diantara tujuh prioritas pembangunan disini salah satunya dikatakan adalah mengenai penanggulangan kemiskinan dimana di target realisasi ekonomi makro kemiskinan di tahun 2022 7,34 persen di tahun 2023 5,9 persen proyeksi 2024 meningkat 6,2 sampai 7 persen. kemudian tingkat pengangguran terbuka di tahun 2023 dan 2024 ada potensi juga meningkat. Sementara kalau saya bandingkan dengan kesesuaian dengan RPJMD 2024 untuk tingkat pengangguran terbuka ada diangka 5,50 sampai 6,” jelas NAL.

Politisi NasDem dapil Bitung-Minut ini juga menerangkan bahwa angka kemiskinan tersebut berbeda antara yang dituliskan di dokumen yang ada dengan di RPJMD.

“Tentunya ini saya memintakan penjelasan dulu karena di KUA ini kita harus mempunyai kesepahaman terkait pembahasan ini dimana tema salah satunya adalah penanggulangan kemiskinan. Proyeksi 2024 disini disampaikan bahwa kemiskinan dari angka 5,93 meningkat menjadi 6,2 sampai 7 persen. Tentunya ini menjadi suatu catatan apakah ini kesalahan dalam penulisan atau salah ketik. Tapi ini harus digaris bawahi bahwa tingkat kemiskinan ini bisa disimpulkan bahwa ini merupakan target yang pesimis, padahal kita semua berpikir secara optimis agar tingkat kemiskinan itu bisa diturunkan. Termasuk juga tingkat pengangguran terbuka sesuai dengan tujuh tema prioritas pembangunan yang ada,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *