MANADO,UpdateSulut -– Fenomena “belanja dulu, mikir belakangan” ternyata masih jadi kebiasaan banyak anak muda. Dari sekadar ingin ikut tren, tampil keren di media sosial, hingga takut ketinggalan gaya hidup teman sebaya, semua bisa berujung pada satu hal yang sama: utang konsumtif.
Kondisi inilah yang coba diangkat lewat kegiatan Pintar Bareng GoPay “Paham Doi for Torang pe Masa Depan”, yang digelar di Universitas Negeri Manado (UNIMA), Rabu (09/10). Program literasi keuangan yang dihadirkan GoPay dan PT Multifinance Anak Bangsa ini mengajak ratusan mahasiswa UNIMA untuk lebih melek finansial dan bijak menggunakan akses layanan keuangan digital.
Salah satu pembicara, Jilly Wossy, seorang Certified Financial Planner (CFP), mengungkapkan bahwa banyak anak muda terjebak utang bukan karena kebutuhan, tapi karena tekanan sosial.
“Kita sering takut ketinggalan tren, atau takut dinilai orang lain. Ini yang dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out) dan FOPO (Fear of Other People’s Opinion),” ujar Jilly di hadapan para mahasiswa.
“Akhirnya, banyak yang membeli sesuatu bukan karena perlu, tapi karena ingin terlihat keren, dan menggunakan pinjaman untuk membayar ditambah tanpa adanya perencanaan, keuangan yang baik bisa membawa efek yang buruk,” lanjutnya.
Jilly menjelaskan bahwa pinjaman sebenarnya bukan hal yang harus dihindari, selama digunakan dengan bijak.
“Pinjaman daring itu bisa jadi alat bantu kalau digunakan untuk hal produktif, misalnya untuk modal usaha atau pendidikan. Tapi kalau dipakai untuk gaya hidup, itu yang berbahaya,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya membuat perencanaan keuangan sederhana agar tidak terlilit utang di kemudian hari.
“Catat semua pengeluaran, bedakan kebutuhan dan keinginan, dan pastikan cicilan tidak melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan. Sisanya gunakan untuk kebutuhan hidup dan tabungan darurat,” katanya.
Di sisi lain, iajuga menyoroti pentingnya menjaga catatan SLIK OJK sejak dini. Ia menyebutkan bahwa banyak perusahaan kini mulai melihat riwayat finansial calon karyawan sebelum proses rekrutmen.
“Jadi, meskipun masih mahasiswa, penting untuk belajar tanggung jawab finansial dari sekarang. Catatan kredit yang baik akan memudahkan kita di masa depan,” tambahnya.
Acara edukasi yang dihadiri lebih dari 160 mahasiswa UNIMA ini berlangsung interaktif. Para peserta terlihat antusias berbagi pengalaman dan bertanya tentang cara mengatur keuangan pribadi di era digital. Menutup sesi, Jilly meninggalkan pesan sederhana namun bermakna bagi para mahasiswa:
“Yang penting bukan seberapa besar penghasilan kita, tapi seberapa bijak kita mengelolanya. Masa depan finansial yang sehat dimulai dari kebiasaan kecil hari ini.”
Dengan program ini, GoPay dan PT Multifinance Anak Bangsa berharap semakin banyak anak muda di Sulawesi Utara yang “paham doi” sejak dini, agar bisa menikmati kemudahan layanan keuangan dengan bijak dan bertanggung jawab. (***)