DEPROV,UpdateSulut – Warga Sulut diingatkan akan makna histori 14 Februari sebagai hari merah putih Tanggal. Hal ini diingatkan Anggota DPRD Sulut Sandra Rondonuwu, SH,S.Th dalam rapat paripurna Kode Etik, Selasa (14/02/2023) kemarin.
Menurut Saron, 14 Februari merupakan hari dimana para putra putra Sulut berhasil merebut kekuasaan atas tentara KNIL, bukan hanya identik dengan perayaan hari kasih sayang atau lebih familiar dengan sebutan Valentine’s Day. Namun, ternyata khusus di Sulawesi Utara (Sulut), 14 Februari justru memiliki nilai historis untuk warga di daerah dengan sebutan Nyiur Melambai ini.
Pada tanggal 14 Februari 1946 terjadi momen bersejarah di Sulut yang kemudian dikenal dengan sebutan Hari Merah Putih, di mana pada saat itu Sulut menegaskan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Tanggal 14 Februari adalah tanggal di mana peristiwa heroik terjadi di zaman perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa yang lekat dengan kebudayaan Minahasa, yang membuktikan bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang merdeka, berdaulat dan bisa melakukan perlawanan,” jelas Saron saat berdiri di hadapan paripurna.
Ia mengatakan, peristiwa 14 Februari 1946 di Manado tercatat sebagai sejarah dunia, selama perang kemerdekaan RI dari 1945 sampai 1949. Disampaikannya, kudeta 14 Februari berhasil merebut kekuasaan Belanda dan menggantikannya dengan pemerintahan nasional yang merdeka di bawah pimpinan Lapian dan Taulu.
“Semua tercatat. Mereka ditahan, ditahan dan dideportasi ke Morotai. Dan pemerintah lewat Lapian-Taulu pada 22 Februari 1946, dinyatakan dalam rapat umum di lapangan Tikala Manado, bahwa Sulawesi Utara adalah bagian dari NKRI,” ungkap Saron
“Selamat hari Merah Putih, Manado kota pejuang. Merdeka,” tandas Saron
Sementara, pada momen rapat paripurna itu, Sekretariat DPRD Sulut juga membagikan coklat dengan pita merah kepada para anggota dewan dan ASN sebagai perayaan hari kasih sayang, dan sekaligus peringatan hari Merah Putih.