DEPROV,UpdateSulut — Terkait viralnya dua peristiwa di media sosial yakni meninggalnya pasien RSUP Kandou atas nama Gabriel Sineleyen dan para tenaga kerja asal sulut yang menjadi korban di kamboja, menjadi perhatian serius dari anggota DPRD Sulut Henry Walukouw.
Politisi partai Demokrat ini dengan tegas meminta kepada pemerintah provinsi sulut agar hal ini dapat diseriusi.
“Saya mencermati ada dua hal yang perlu disampaikan dan urgent. Pertama, yang sangat viral terkait meninggalnya pasien Gabriel Sineleyan yang selama dua bulan dirawat RSUP Kandouw menunggu perbaikan alat medis untuk operasi, tetapi sangat disayangkan sampai meninggal, dijemput ajal tak kunjung diperbaiki. Ini sesuatu yang sangat memilukan bagi kita semua,” tegas Henry, saat mengajukan interupasi pada rapat paripurna DPRD Sulut, Selasa (10/6/25) siang.
Dihadapan Gubernur Sulut, politisi yang dikenal vokal ini juga mendorong kepada pemerintah provinsi sulut untuk mengambil langkah evaluasi.
“Kiranya dinkes dapat mengambil langkah untuk mengevaluasi alat kesehatan yang ada di provinsi Sulut sehingga kita bisa melayani warga sulut dengan baik agar kejadian ini tidak terulang lagi,” tukasnya.
Hal kedua yang disampaikan Henry adalah terkait dengan pekerja pekerja migran asal sulut yang sampai saat ini masih bermasalah di Kamboja.
“Saya mendorong sosialisasi yang lebih masif dari disnaker, pemdes, kominfo untuk menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak gampang tergiur dengan gaji yang tinggi untuk bekerja di Kamboja. Data dari kementerian hampir tidak ada pekerja asal sulut, tetapi fakta dilapangan banyak jeritan para pekerja asal sulut yang disiksa, diperas, bahkan disuruh mengirimkan uang, kemudian pulang meninggal,” kata Henry.
Lebih lanjut Henry mengatakan bahwa, tentunya ini harus disikapi serta dicermati.
“Saya percaya dengan jaringan yang ada dari pak gubernur dengan jaringan intelejen yang luar biasa bisa membantu warga sulut yang mungkin masih bekerja disana untuk boleh kembali bersama keluarganya di sulut,” tambah Henry sembari menyampaikan apresiasi kepada gubernur dan wagub atas terobosan yang selama beberapa hari memimpin sulut serta mampu membawa sulut kepada lompatan lompatan besar.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sulut Yulius Selvanus mengatakan terkait dengan meninggalnya anak tersebut tentunya akan dikoordinasikan kembali dengan memanggil pihak manajemen RSUP Kandou untuk dimintakan keterangan.
“Karena ini wilayah kewenanganya bukan dari provinsi, melainkan vertika maka kami akan komunikasikan nantinya. Dan memang kita sudah banyak mendengar cerita tentang RSUP Kandou ini kita sering komunikasi agar bagaimana kedepan dia akan lebih bagus lagi,” jelas Gubernur Yulius.
Kedua, kata Gubernur Yulius yakni terkait dengan tenaga kerja kita di luar, dimana menurutnya mereka bekerja secara ilegal suatu negara.
“Yang kemudian mereka ini sebenanrya yang berangkat ke suatu negara ini ilegal. Dan waktu lalu kita sudah ada enam orang yang pulang meninggal dan saya sendiri yang menjemputnya dibandara. Dan saya minta memang waktu itu almarhum akan dikirim setelah dikremasi, kemudian saya minta untuk tidak dilakukan. Saya ingin rakyat saya walaupun sudah jadi jenazah dia kembali harus utuh karena itu bukan tradisi kita di sulut. Dan puji Tuhan saya yang terima jenasahnya,” tandas Gubernur Yulius.